Pengikut

Sabtu, 21 Juli 2012

Waspadai Paraben dalam Produk Kosmetik


'Lotions and oils' photo (c) 2009, Vadim Lavrusik - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/Produk-produk kosmetik seperti sampo, conditioner, pasta gigi, bedak, lotion, krim dan lulur perawatan kulit adalah bagian dari kebutuhan sehari-hari yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Mereka memiliki banyak manfaat untuk memperindah, meremajakan dan bahkan menyehatkan rambut dan kulit. Namun, sebagian produk tersebut mungkin mengandung bahan-bahan berbahaya. Paraben adalah salah satunya.

Apakah paraben?

Paraben bukan nama satu zat, tetapi golongan zat pengawet sintetis yang ditambahkan ke produk untuk memperpanjang umur simpan. Mereka digunakan tidak hanya di produk kosmetik tetapi juga dalam makanan, deterjen, lem, obat, dll. Paraben yang umum dalam kosmetik adalah butylparaben, methylparaben, propylparaben, isobutylparaben dan isopropylparaben. Karena murah dan efektif, paraben digunakan secara luas oleh produsen kosmetika besar maupun kecil. Hasil analisa label oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama Organisasi Konsumen Korea pada Maret 2010 menunjukkan bahwa dari 36 produk kosmetik yang diteliti, 11 di antaranya mengandung paraben. Produk-produk tersebut mencakup merek-merek terkenal seperti Pigeon, Garnier, Zwitsal, Baby Dee, Viva, Shinzui, Mustika Ratu, Cussons dan Lifebuoy.

Bahaya paraben

Paraben memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Terlalu banyak estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat perkembangannya. Hasil penelitian terbaru oleh tim dari Universitas Reading yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Toxicology (Januari 2012) menyebutkan bahwa dari 160 sampel jaringan tumor payudara yang diangkat dalam operasi mastektomi pada 40 wanita, 99% mengandung paraben (158 sampel) dan 60% (96 sampel) di antaranya mengandung kelima jenis paraben.  Apakah paraben menjadi sebab wanita-wanita itu menderita kanker payudara? Tidak ada yang tahu. Penelitian lebih lanjut tentang hal itu masih diperlukan.
Hasil penelitian oleh Kyoto Prefectural University of Medicine menyebutkan bahwa tidak semua paraben sama. Beberapa jenis paraben aman, jenis lainnya dapat bermutasi menjadi racun berbahaya bila terpapar sinar matahari. Kebanyakan produk kosmetik mengandung lebih dari satu satu jenis paraben.
Menurut peraturan BPOM, paraben adalah bahan pengawet jenis ester (p-hydroxybenzoic acid)  yang diperkenankan dengan kadar maksimum 0,4 persen untuk ester tunggal serta 0,8 persen untuk ester campuran (Peraturan Kepala BPOM No: HK.00.05.42.1018). Karena terdapat pada banyak produk, tanpa disadari Anda mungkin memasukannya ke dalam tubuh melebihi batas yang disarankan. Anda mungkin memakai produk-produk berbeda yang mengandung paraben beberapa kali sehari. Penggunaan dalam jangka panjang pada akhirnya dapat merugikan kesehatan Anda.
Sejak tahun 2004, para peneliti menyarankan untuk menghindari paraben. Namun sebagian besar perusahaan kosmetik tetap penggunaannya dengan alasan bahwa pemakaiannya hanya dalam jumlah kecil. Namun mereka tidak menyebutkan bahwa paraben dari semua produk kosmetik dapat berakumulasi hari demi hari. Belum ada penelitian tentang hal itu sehingga akibat dari akumulasi itu tidak ada yang tahu.

Alternatif

Paraben dalam kosmetik berfungsi sebagai pengawet. Banyak produk alami yang tidak menggunakan paraben. Meskipun memiliki umur simpan lebih pendek dan lebih rentan terhadap pembusukan, produk-produk itu lebih aman. Beberapa produk menambahkan alkohol sebagai pengawet. Namun, alkohol memiliki efek merusak pada kulit dan rambut, sehingga tidak disarankan. Selain itu, alkohol juga dihindari dengan alasan agama (tidak halal).
Ada sejumlah senyawa kimia lain yang dikenal memiliki efek yang sama dengan paraben. Masalahnya adalah mereka belum biasa digunakan, sedangkan paraben sudah dipakai sejak 1950-an. Masih terlalu sedikit yang diketahui tentang keamanan dari zat-zat itu sehingga tidak dapat dipastikan apakah lebih aman dari paraben.
Referensi lebih lanjut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar