Pengikut

Sabtu, 21 Juli 2012

Ibadah Puasa pada Diabetesi



Oleh : dr. Suryadi Syam
diabetesiJumlah penderita diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan diabetesi di Indonesia setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dari data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, di Indonesia jumlah pasien diabetes tahun 2010 diperkirakan 5,7 % dari seluruh penduduk Indonesia, yang berarti berjumlah sekitar 13 juta orang dan menempati peringkat ke-9 di seluruh dunia.
Menghadapi masuknya bulan suci Ramadhan ini banyak dari diabetesi yang cukup bingung. Sering diabetesi menghadapi dilema apakah harus menunaikan ibadah puasa atau tidak. Pertanyaan inipun sering dilontarkan kepada kalangan ulama dan dokter oleh penderita diabetes.
Sebenarnya dari berbagai literatur kedokteran, puasa aman dan dianjurkan untuk penderita diabetes. Namun mengingat setiap penderita diabetes memiliki derajat penyakit yang tidak sama maka ada beberapa kriteria dari penderita diabetes yang tidak dianjurkan untuk berpuasa. Ada hal-hal khusus yang harus diingat oleh diabetesi dalam berpuasa.
Diabetesi yang tidak dapat mengontrol gula darahnya dengan baik yang ditandai dengan kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl atau kadar gula darah dua jam setelah makan 180 mg/dl dianjurkan tidak berpuasa. Begitu juga diabetesi yang sedang hamil atau menyusui atau rentan mengalami hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari 60 mg/dl) disarankan untuk tidak berpuasa. Diabetesi dengan komplikasi diabetes yang berat seperti dengan penyakit ginjal, penyakit hati atau penyakit jantung harus hati-hati dalam berpuasa.
Diabetesi sebelum berpuasa disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Karena saat puasa terjadi perubahan jadwal makan dan minum obat. Diabetesi yang gula darahnya terkontrol dengan pengaturan diet tanpa meminum obat pengendali gula darah maka tidak ada masalah dalam menunaikan ibadah puasa. Cukup memperhatikan jadwal dan porsi makan saat berbuka maupun sahur.
Pada diabetes yang mengkonsumsi obat pengendali gula darah disarankan jangan menghentikan pengobatan, tetapi dosis dan waktunya harus disesuaikan dengan waktu berpuasa. Untuk obat diabetes yang tadinya diminum setiap pagi diubah waktunya menjadi ketika berbuka puasa, sedangkan dosis untuk sore hari dipindahkan menjadi saat makan sahur.
Bagi diabetesi yang sudah minum obat dosis ganda, harus dilakukan pengaturan agar dosis obat yang lebih besar diminum saat berbuka. Sedangkan bagi yang sudah menggunakan insulin dosis tunggal digunakan insulin kerja menengah saat berbuka puasa saja. Perlu pemantauan gula darah yang ketat pada pengguna insulin, dan bila ada tanda-tanda ke arah hipoglikemi maka hentikan puasanya.
Saat tidak berpuasa diabetesi makan dengan tiga porsi besar yang kemudian berubah hanya dua porsi besar yaitu saat berbuka dan sahur. Saat berbuka puasa disarankan untuk mengkonsumsi makanan 10% dari jumlah kebutuhan kalori. Pilihan terbaik adalah sari buah dan cocktail buah. Setelah shalat Magrib baru diabetesi makan besar yang jumlahnya 50% dari seluruh kebutuhan kalori. Untuk pemilihan karbohidrat, pilihlah karbohidrat kompleks yang butuh pembakaran lama, membatasi lemak dan perbanyak serat untuk menghindari lonjakan gula darah segera setelah berbuka. Waktu berbuka, jangan makan berlebihan tetapi secara bertahap dan mengunyah dengan baik.
Sisanya 40% dikonsumsi saat sahur. Sahur dianjurkan untuk sedekat mungkin dengan waktu imsak sehingga kadar gula darah lebih terjaga saat berpuasa. Saat sahur dianjurkan juga untuk meminum lebih banyak air putih dan menghindari minum teh dan kopi yang dapat menyebabkan sering buang air kecil saat berpuasa sehingga bisa menyebabkan dehidrasi.
Pemantauan gula darah mandiri di rumah sangat dianjurkan untuk diabetesi. Pemantauan dilakukan sebelum makan sahur dan dua jam setelahnya serta sebelum berbuka puasa dan dua jam sesudahnya. Selain pada waktu-waktu ini, kapan saja diabetesi merasakan gejala hipoglikemi yang ditandai dengan berkeringat dingin, jantung berdebar-debar, lemas bahkan sampai tidak sadarkan diri maka harus segera memeriksakan diri. Diabetesi disarankan agar tidak ragu untuk membatalkan puasa jika ada gejala hipoglikemia dan hiperglikemia (kadar gula darah naik lebih dari 300 mg/dl).
Jika semua petunjuk di atas dijalankan dengan baik, puasa Ramadhan akan menjadi aman, berkualitas dan berkah bagi diabetesi. Juga jangan lupa setelah Ramadhan mengunjungi dokter lagi untuk memastikan kadar gula darah terkendali dan berkonsultasi tentang penyesuaian obat kembali. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Konsumsi Daging Harian Memperpendek Umur


Mungkin kali ini sebaiknya Anda benar-benar lebih serius lagi untuk mengurangi konsumsi daging. Studi baru dari Harvard University ini bukanlah yang pertama kali menunjukkan bahwa konsumsi daging merah berbahaya bagi kesehatan: memakan satu porsi tambahan daging setiap hari dikaitkan dengan kenaikan risiko 16% kematian kardiovaskuler dan 10% kematian akibat kanker. Risiko kematian bahkan meningkat 20% dengan konsumsi daging olahan (sosis, daging asap, dll).'vegetarian tempeh lettuce wraps' photo (c) 2009, little blue hen - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/
Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti menganalisis data dari dua studi yang berbeda pada 37.698 pria dan 83.644 wanita yang diikuti selama lebih dari 20 tahun. Mereka juga menyimpulkan bahwa 9,3% kematian pria dan 7,6% kematian wanita bisa dicegah jika semua peserta mengonsumsi lebih sedikit daging merah.
Hasil ini tidak mengejutkan karena berbagai studi sebelumnya telah menyimpulkan bahwa konsumsi harian daging merah berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit metabolik, termasuk diabetes. Daging merah juga merupakan sumber utama lemak jenuh yang meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Diabetes dan kolesterol tinggi adalah faktor utama penyakit kardiovaskuler. Selain itu, memasak daging merah pada suhu tinggi (disate atau dipanggang) dapat menghasilkan senyawa karsinogenik, yang memicu kanker.
“Saya pikir, pesan keseluruhannya adalah bahwa kita harus mengurangi konsumsi daging dan menghilangkan daging olahan dari diet,” kata pemimpin penelitian Dr An Pan. “Untuk daging merah yang belum diproses, kebanyakan orang harus mengurangi jumlah yang dikonsumsi kurang dari tiga porsi per minggu dan mengganti porsinya dengan ikan dan unggas yang sehat.”
Kesimpulannya: mengurangi daging merah, menggantinya dengan ikan atau unggas = mengurangi risiko kematian.

Waspadai Bahaya Tidur Mikro Saat Berkendara


Kecelakaan lalu lintas adalah momok yang menakutkan. Setiap tahun, jutaan pria, wanita dan anak-anak meninggal dunia atau cacat permanen karena kecelakaan lalu lintas. Diperkirakan, setiap menit dua orang tewas karena kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia.
Salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah pengendara tertidur sesaat atau mengalami apa yang disebut tidur mikro (microsleep). Tidur mikro adalah episode tidur yang hanya berlangsung sepersekian detik sampai tiga puluh detik. (Bila lebih dari 30 detik maka disebut tidur beneran).Accident on a Foggy Nightphoto © 2008 Pargon | more info (via: Wylio)
Meskipun hanya sekejap, episode tidur itu sangat berbahaya bila terjadi dalam situasi yang menuntut kewaspadaan konstan, seperti mengemudi kendaraan bermotor atau menjalankan mesin berat. Orang yang mengalami tidur mikro biasanya tidak menyadari telah tertidur atau kehilangan fokus sesaat. Ketika mengalami tidur mikro saat mengemudi mobil, misalnya, pengemudi merasa selalu mengendalikan mobilnya, dan kemudian tiba-tiba menyadari bahwa beberapa detik telah berlalu tanpa kesadaran. Dalam situasi tanpa kesadaran yang singkat itu, berbagai kecelakaan fatal dapat terjadi. Sebagai contoh, kecelakaan pesawat Air India di tahun 2010 lalu disebabkan sang pilot tertidur sehingga salah mengambil sudut ketika hendak mendarat. Kecelakaan itu menelan korban 158 jiwa. Tabrakan KA Argo Bromo dan Senja Utama di Pemalang yang menewaskan 36 orang pada tahun yang sama juga diduga disebabkan masinis KA Argo Bromo tertidur. Selain kedua contoh itu, tidak terhitung jumlah kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang disebabkan pengemudi tertidur, terutama ketika melaju di jalan tol yang monoton atau di malam hari.

Sebab dan gejala tidur mikro

Tidur mikro adalah reaksi pertahanan diri spontan karena tubuh mengalami defisit tidur, kelelahan fisik atau mental, depresi, sleep apnea, hipoksia, narkolepsi, atau hipersomnia. Tidur mikro dapat terjadi kapan saja tanpa peringatan sebelumnya. Namun, dalam kebanyakan kasus tidur mikro diawali oleh gejala mengantuk berat yang khas, yaitu:
  • Sering melakukan kesalahan. Ketika mengemudi, kecepatan sering tidak teratur, salah mengambil jalur, dll.
  • Kepala sering mengangguk/terkulai
  • Kelopak mata berat, sebentar-sebentar menutup salah satu atau kedua mata
  • Sakit kepala
  • Menguap
  • Perasaan lelah

Tips untuk Anda

Untuk menghindari bahaya kecelakaan karena tidur mikro, pertimbangkan dua tips berikut:
  • Anda perlu mengambil jeda istirahat mengemudi setiap 2-5 jam untuk menghindari kelelahan. Ketika mendapati gejala mengantuk berat, Anda harus segera menghentikan kendaraan untuk berjalan-jalan atau tidur sejenak. Membuka jendela atau mengeraskan suara radio hanya menciptakan efek jangka pendek, tidak menghilangkan bahaya tidur mikro. Kopi, minuman energi atau stimulan lainnya juga hanya menunda episode tidur dan tidak menghilangkan ancamannya. Setelah penundaan itu, serangan tidur mikro kemudian bisa lebih berat dan tak tertahankan.
  • Seringkali sulit bagi pengemudi untuk menyadari gejalanya sendiri. Bila terdapat beberapa orang di kendaraan, pastikan ada orang yang mendampingi pengemudi untuk mengajak berbicara dan mengawasi kesadarannya. Desak pengemudi untuk beristirahat atau menyegarkan diri jika dia menunjukkan sejumlah gejala kantuk di atas. Lebih baik mencapai tujuan Anda dalam waktu lebih lama daripada mengalami kecelakaan karena terburu-buru ingin cepat sampai.

Posisi Tidur Yang Baik


Bagaimana posisi tidur Anda? Cara tidur yang baik dapat memperpanjang umur Anda dan mengurangi risiko sakit punggung dan pegal-pegal.
Tidur miring
Bila Anda merasa nyaman dengan tidur miring, sebaiknya Anda miringkan badan ke arah kanan. Seperti halnya tidur telungkup, tidur dengan posisi miring ke kiri akan membebani jantung dengan berat badan Anda. Pada saat yang sama, jantung masih harus memompa darah. Hal ini mengakibatkan kelelahan jantung yang dapat berakibat fatal dalam jangka panjang.
Posisi tidur miring yang terbaik adalah “cara tidur bayi” yaitu dengan punggung melengkung dan kaki sedikit menekuk ke arah dada. Posisi ini mengurangi tekanan pada tulang punggung, memudahkan pernafasan, dan membebaskan organ-organ tubuh. Gunakan bantal yang sedikit keras di bawah kepala dan leher untuk mengurangi tekanan di pundak. Sisipkan bantal di antara kedua kaki agar tumpuan badan tidak terlalu berpusat di pinggul dan menimbulkan pegal-pegal.
Tidur telentang
Tidur telentang sangat baik bila Anda memiliki nyeri punggung. Menyisipkan bantal di bawah dengkul kaki bermanfaat untuk mengurangi beban punggung bagian bawah.
Tidur tengkurap
Ini adalah posisi tidur yang paling buruk karena menekan jantung, paru-paru dan perut. Namun, bila karena sesuatu hal Anda harus tidur tengkurap, gunakan bantal di bawah perut dan pinggang. Hindari penggunaan bantal di kepala atau kecilkan ukurannya karena akan menekan leher Anda.
Hampir setiap orang berganti-ganti posisi pada saat tidur. Posisi saat Anda mulai tidur mungkin berbeda dengan saat bangun. Perubahan posisi seperti itu wajar saja, asal tidak berlebihan. Untuk mengurangi pergantian posisi yang terlalu sering sehingga membahayakan tubuh Anda, gunakan bantal yang empuk dan cukup keras dan bersihkan sprei atau badcover agar tidak menimbulkan gatal.

Waspadai Paraben dalam Produk Kosmetik


'Lotions and oils' photo (c) 2009, Vadim Lavrusik - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/Produk-produk kosmetik seperti sampo, conditioner, pasta gigi, bedak, lotion, krim dan lulur perawatan kulit adalah bagian dari kebutuhan sehari-hari yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Mereka memiliki banyak manfaat untuk memperindah, meremajakan dan bahkan menyehatkan rambut dan kulit. Namun, sebagian produk tersebut mungkin mengandung bahan-bahan berbahaya. Paraben adalah salah satunya.

Apakah paraben?

Paraben bukan nama satu zat, tetapi golongan zat pengawet sintetis yang ditambahkan ke produk untuk memperpanjang umur simpan. Mereka digunakan tidak hanya di produk kosmetik tetapi juga dalam makanan, deterjen, lem, obat, dll. Paraben yang umum dalam kosmetik adalah butylparaben, methylparaben, propylparaben, isobutylparaben dan isopropylparaben. Karena murah dan efektif, paraben digunakan secara luas oleh produsen kosmetika besar maupun kecil. Hasil analisa label oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama Organisasi Konsumen Korea pada Maret 2010 menunjukkan bahwa dari 36 produk kosmetik yang diteliti, 11 di antaranya mengandung paraben. Produk-produk tersebut mencakup merek-merek terkenal seperti Pigeon, Garnier, Zwitsal, Baby Dee, Viva, Shinzui, Mustika Ratu, Cussons dan Lifebuoy.

Bahaya paraben

Paraben memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Terlalu banyak estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat perkembangannya. Hasil penelitian terbaru oleh tim dari Universitas Reading yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Toxicology (Januari 2012) menyebutkan bahwa dari 160 sampel jaringan tumor payudara yang diangkat dalam operasi mastektomi pada 40 wanita, 99% mengandung paraben (158 sampel) dan 60% (96 sampel) di antaranya mengandung kelima jenis paraben.  Apakah paraben menjadi sebab wanita-wanita itu menderita kanker payudara? Tidak ada yang tahu. Penelitian lebih lanjut tentang hal itu masih diperlukan.
Hasil penelitian oleh Kyoto Prefectural University of Medicine menyebutkan bahwa tidak semua paraben sama. Beberapa jenis paraben aman, jenis lainnya dapat bermutasi menjadi racun berbahaya bila terpapar sinar matahari. Kebanyakan produk kosmetik mengandung lebih dari satu satu jenis paraben.
Menurut peraturan BPOM, paraben adalah bahan pengawet jenis ester (p-hydroxybenzoic acid)  yang diperkenankan dengan kadar maksimum 0,4 persen untuk ester tunggal serta 0,8 persen untuk ester campuran (Peraturan Kepala BPOM No: HK.00.05.42.1018). Karena terdapat pada banyak produk, tanpa disadari Anda mungkin memasukannya ke dalam tubuh melebihi batas yang disarankan. Anda mungkin memakai produk-produk berbeda yang mengandung paraben beberapa kali sehari. Penggunaan dalam jangka panjang pada akhirnya dapat merugikan kesehatan Anda.
Sejak tahun 2004, para peneliti menyarankan untuk menghindari paraben. Namun sebagian besar perusahaan kosmetik tetap penggunaannya dengan alasan bahwa pemakaiannya hanya dalam jumlah kecil. Namun mereka tidak menyebutkan bahwa paraben dari semua produk kosmetik dapat berakumulasi hari demi hari. Belum ada penelitian tentang hal itu sehingga akibat dari akumulasi itu tidak ada yang tahu.

Alternatif

Paraben dalam kosmetik berfungsi sebagai pengawet. Banyak produk alami yang tidak menggunakan paraben. Meskipun memiliki umur simpan lebih pendek dan lebih rentan terhadap pembusukan, produk-produk itu lebih aman. Beberapa produk menambahkan alkohol sebagai pengawet. Namun, alkohol memiliki efek merusak pada kulit dan rambut, sehingga tidak disarankan. Selain itu, alkohol juga dihindari dengan alasan agama (tidak halal).
Ada sejumlah senyawa kimia lain yang dikenal memiliki efek yang sama dengan paraben. Masalahnya adalah mereka belum biasa digunakan, sedangkan paraben sudah dipakai sejak 1950-an. Masih terlalu sedikit yang diketahui tentang keamanan dari zat-zat itu sehingga tidak dapat dipastikan apakah lebih aman dari paraben.
Referensi lebih lanjut:

Keladi Tikus: Obat Herbal untuk Kanker


Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adalah tanaman yang memiliki umbi putih, daun segitiga dan mahkota bunga  berbentuk panjang ramping berwarna putih seperti ekor tikus. Dari sinilah rupanya nama keladi tikus diambil.  Tumbuhan sejenis talas yang bisa mencapai setinggi 30 cm ini tumbuh secara liar di wilayah Asia Tenggara hingga bagian selatan India dan Sri Lanka.

Manfaat Keladi Tikus

Di kalangan masyarakat umum, keladi yang sedikit beracun ini secara tradisional dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan, batuk dan terutama untuk pengobatan kanker. Cara pemanfaatnya adalah dengan membuat jus dari umbi segarnya yang dicampur madu untuk dikonsumsi sebagai minuman. Ada juga praktek-praktek lain di mana daunnya dimakan sebagai lalapan mentah.
Beberapa kandungan kimia telah teridentifikasi secara ilmiah terdapat dalam keladi tikus. Heksana di dalamnya dilaporkan mengandung hidrokarbon jenuh dan asam alifatik, sedangkan etil asetat di dalamnya diketahui mengandung asam lemak aromatik. Selain itu, terdapat juga glikosida fenilpropanoid, sterol, dan cerebroside yang dilaporkan memiliki efek anti-hepatotoksik, mengurangi dahak, anti-asmatik, anti-inflamasi, analgesik dan sedatif.Studi farmakologi yang dilakukan pada tikus juga menunjukkan bahwa jus ekstrak keladi tikus mampu mencegah hepatocarcinogenesis (pertumbuhan sel-sel kanker hati). Keladi tikus membantu detoksifikasi sistem darah dan menghasilkan mediator yang merangsang  sistem kekebalan tubuh yang kuat untuk melawan sel-sel kanker, seperti pada kanker paru, kanker prostat, kanker payudara, kanker hati dan kanker darah. Karena alasan ini, keladi tikus juga bermanfaat mengurangi efek samping kemoterapi dan radioterapi dalam pengobatan kanker. Kandungan zat aktif heksan dan diklorometana pada tanaman ini dipercaya menghambat pertumbuhan sel-sel kanker secara signifikan, dengan hampir tanpa efek samping karena tidak sitotoksik terhadap sel-sel normal (non-tumorigenik). Keladi tikus bahkan juga mengandung asam amino esensial tinggi yang dikenal sebagai arginine, agen yang mempertahankan metabolisme dan pertumbuhan normal sel-sel.

Anjuran pemakaian

Keladi tikus umumnya harus dikonsumsi selama 3-6 bulan sebelum Anda bisa melihat efek pengobatannya. Namun, dalam beberapa kasus ada juga yang melaporkan sudah melihat hasilnya dalam waktu lebih pendek.  Keladi tikus dapat memberikan efek samping seperti mual, muntah dan feses berwarna kehitaman. Meskipun umumnya hal itu menandakan bahwa efek terapeutiknya bekerja, bila efek samping terlalu besar, sebaiknya menghentikan konsumsi untuk sementara.

Tikar Busa Warna-Warni Mungkin Berbahaya untuk Anak Anda


Apakah anak balita Anda sering bermain di tikar busa warna-warni?
Tikar atau matras berpola puzzle raksasa dengan warna-warna cerah bertuliskan huruf atau gambar itu kini banyak terdapat di kamar bayi dan anak-anak dan bahkan di fasilitas bermain dan taman kanak-kanak. Namun, mulai saat ini sebaiknya Anda mewaspadainya. Beberapa negara Eropa seperti Belgia dan Perancis telah melarang produk tersebut sejak awal tahun 2011 lalu dan beberapa negara lain sedang mempertimbangkan tindakan yang sama.Day 96 - Play Matphoto © 2009 Ben | more info (via: Wylio)

Formamida

Tikar busa berbahan mirip dengan yang digunakan untuk matras senam itu mungkin mengandung formamida, zat yang bersifat karsinogenik (memicu kanker) dan menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dalam bentuk murninya, formamida adalah zat kimia yang tidak berwarna dan kental, berbau amonia ringan, mudah larut dalam air dan mudah memasuki tubuh melalui pernapasan atau paparan kulit. Formamida murni sangat korosif dan cepat mengiritasi mata dan kulit. Zat beracun itu ditambahkan selama proses manufaktur untuk membuat busa lebih lentur dan empuk. Anak-anak sangat rentan terhadap formamida karena mereka dapat memasukkan serpihan atau potongan busa ke dalam mulut mereka tanpa kita ketahui.

Belum ada standar

Sampai saat ini, belum diketahui berapa besar kadar formamida dalam produk yang kebanyakan diimpor dari Cina tersebut. Badan-badan internasional untuk keamanan produk pun belum memiliki standar mengenai batas aman pemakaian formamida. Faktanya, formamida bahkan belum terdaftar sebagai karsinogen oleh Environmental Protection Agency Amerika Serikat dan Uni Eropa, dua badan yang menjunjung tinggi standar lingkungan. Namun, bahaya zat itu tidak perlu diragukan lagi. Sebuah penelitian pada hewan menunjukkan bahwa formamida menyebabkan malformasi janin. Wanita hamil harus menghindari bahan kimia tersebut. Studi yang sama juga menemukan bahwa bila bayi tikus menelan formamida sekitar 100 mg/kg berat badan per hari, pertumbuhan fisiknya melambat. Untuk mencapai tingkat bahaya itu, seorang anak balita seberat 10 kg harus mendapatkan sekitar 1 gram formamida per hari. Meskipun kemungkinan anak Anda menelan formamida sebanyak itu sangat kecil, sebaiknya Anda tetap waspada. Dosis harian bahan kimia itu, meskipun rendah, tetap berpotensi bahaya bagi anak-anak kita. Sebelum ada kejelasan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan produk tersebut, mengapa harus mengambil risiko?